Pria
itu bernama Mark. Apa yang dilakukannya barangkali tidak terpikirkan di
benak pria mana pun. Dengan sadar ia mendonasikan bagian penting bagi
seorang pria, testis. Ini semua demi ilmu pengetahuan.
Dalam wawancara khususnya bersama TLC untuk program Extreme Cheapskates, pria yang berdomisili di Las Vegas ini mengatakan, alasannya berpartisipasi di banyak eksperimen medis. Katanya, dia memang memiliki ketertarikan pada ilmu pengetahuan selain untuk menghemat biaya pemeriksaan kesehatan.
â??Saya seringkali berpartisipasi sebagai sukarelawan di berbagai penelitian medis, selain saya mendapat banyak pengetahuan baru, saya juga bisa berhemat untuk pemeriksaan kesehatan,â?? kata Mark, yang juga kerap mendapat bayaran tinggi sebagai objek penelitian.
Dalam waktu dekat Mark akan mendonorkan salah satu testisnya untuk riset yang meneliti mengenai fungsi testis buatan pada manusia. Untuk itu, Mark akan mendapatkan bayaran sebesar $35.000 atau Rp397,5 juta.
Dalam wawancara khususnya bersama TLC untuk program Extreme Cheapskates, pria yang berdomisili di Las Vegas ini mengatakan, alasannya berpartisipasi di banyak eksperimen medis. Katanya, dia memang memiliki ketertarikan pada ilmu pengetahuan selain untuk menghemat biaya pemeriksaan kesehatan.
â??Saya seringkali berpartisipasi sebagai sukarelawan di berbagai penelitian medis, selain saya mendapat banyak pengetahuan baru, saya juga bisa berhemat untuk pemeriksaan kesehatan,â?? kata Mark, yang juga kerap mendapat bayaran tinggi sebagai objek penelitian.
Dalam waktu dekat Mark akan mendonorkan salah satu testisnya untuk riset yang meneliti mengenai fungsi testis buatan pada manusia. Untuk itu, Mark akan mendapatkan bayaran sebesar $35.000 atau Rp397,5 juta.
Tapi Mark bukan hanya menjadi objek penelitian itu saja. Sebelumnya, dia kerap kali terlibat dalam eksperimen medis. Malah, Mark mengumpulkan seragam rumah sakit sebagai suvenir. â??Biasanya, setiap saya menjadi objek penelitian di rumah sakit, saya akan membawa seragamnya pulang, sebagai kenang-kenangan,â?? tuturnya.
Mark juga menuturkan bahwa dia pernah menjadi partisipan untuk studi mengenai ebola. â??Semua teman-teman saya panik ketika saya memberitahu mereka. Saya mendapat $5.000 per minggu, jadi kenapa tidak,â?? ucap pria yang mengaku menjadi partisipan studi Ebola pertama di Amerika Serikat itu.
Adapun sebelum menyetujui untuk mendonasikan testisnya, Mark pun sempat menandatangani kontrak sebagai sukarelawan penelitian mengenai jantung. â??Dalam penelitian itu, jantung saya akan dihentikan selama satu menit, tapi saya tetap bernafas dan untuk itu saya mendapat bayaran $25.000,â?? katanya.
Sayangnya, penelitian itu dianggap terlalu berbahaya dan dibatalkan oleh departemen kesehatan. (umi)
sumber:pulsk
No comments: